Gruduk Kantornya, Puluhan Anggota KPPL Samudra Mulya Pertanyakan Nasib Uang nya Senilai Rp340 Juta


 Puluhan anggota Koperasi Produksi Perikanan Laut (KPPL) Samudra Mulya Ciparagejaya Kecamatan Tempuran menggruduk kantor KPPL Samudra Mulya untuk mempertanyakan dana pesta laut atau nadran laut yang hingga kini tidak kunjung digunakan.


Tentunya sangat wajar puluhan anggota KPPL Samudra Mulya mempertanyakan uang mereka sebesar Rp 340 juta yang seharusnya dialokasikan untuk membiayai pesta laut namun hingga saat ini pesta laut tak kunjung dilaksanakan dengan alasan masih dalam masa pandemi Covid-19. 


Menurut Pengawas KPPL Samudra Mulya, Dedi Sutomo, kedatangan para anggota dan nelayan ke kantor KPPL adalah selain mempertanyakan dana pesta laut juga mempertanyakan pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang menurut AD-ART harus dilaksanakan paling lambat bulan juni, namun hingga saat ini pelaksanaan RAT tak kunjung digelar. 


"Banyak kejanggalan dimasa kepemimpinan ketua KPPL saat ini, seperti RAT yang tak kunjung dilaksanakan, padahal itukan harusnya dilaksanakan paling lambat bulan juni!!," ujar Dedi. Sabtu (7/11/2020).


Dedi menambahkan, banyak lagi sikap tertutup pengurus KPPL untuk kegiatan kegiatan KPPL, seperti pesta laut yang belum dilaksanakan, pembagian dana paceklik yang baru sekali dibagikan, dana untuk santunan fakir miskin dan anak yatim yang biasa dibagikan hingga 4 kali dalam satu tahun, hingga mempertanyakn pengumpulan tanda tangan anggota di masa akhir jabatan ketua sebelumnya, yang akhir-akhir ini diketahui diduga dipergunakan untuk menjatuhkan nama baik H Budianto yang diketahui sebagai ketua KPPL Samudra Mulya terdahulu. 


"Kejanggalan tentang anggaran Koperasi di KPPL Samudra Mulya diperkuat dengan sikap tertutup dari para pengurus seperti pembagian dana paceklik yang seharusnya sudah dibagikan sebanyak 2 kali, ini baru sekali, di tambah lagi belum dibagiakannya santunan anak yatim dan fakir miskin," lanjutnya. 


"Kami anggota dan nelayan juga mempertanyakan tanda tangan yang dikumpulin golongan yang saat ini jadi pengurus baru, yang dahulu akan dipergunakan untuk pengajuan bantuan nelayan tapi akhir akhir ini diketahui untuk menjatuhkan nama baik ketua KPPL sebelumnya," tutup Dedi.

Efek Corona, Harga Hasil Laut Turun Drastis


 Corona yang mewabah di Indonesia juga berimbas kepada para nelayan.

Wabah Corona berdampak pada harga ikan yang turun drastis hingga 50 persen. Seperti yang terjadi di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Ciparage Jaya, Desa Ciparagejaya, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang.

Kepada TV Berita, Manager TPI Ciparage Jaya, Kartono menjelaskan jika cuaca mendukung seperti sekarang ini selama 15-20 hari di laut pulang biasanya bisa membawa hasil kurang lebih sekitar Rp 3 – 5 juta sekali melaut. Dan perputaran ekonomi di TPI dalam sehari bisa mencapai sekitar Rp 15 – 20 juta.

Namun semenjak merebaknya wabah virus Corona ini penghasilan para nelayan menurun menjadi kurang lebih sekitar Rp 1 – 1,5 juta. Dengan perputaran ekonomi hanya sekitar Rp 5 – 6 juta sehari.

“Dalam sebulan perputaran ekonomi di pelelangan ini bisa mencapai sekitar Rp 8 miliar dalam sebulan atau Rp 15 – 20 juta dalam sehari. Sekarang karena Corona turun menjadi sekitar Rp 5 miliar sebulan atau Rp 5 – 6 juta dalam sehari. Lumayan turunnya drastis,” ungkapnya menjelaskan.

Lebih lanjut dikatakan Kartono, penurunan harga ini dikarenakan adanya pembatasan di beberapa wilayah. Sehingga banyak restoran-restoran yang tutup. Akibatnya, volume pengiriman ikan pun menurun.

“Dampak Corona yang paling dirasakan nelayan yaitu harga ikan yang turun drastis mencapai 50 persen. Hal ini tidak sebanding dengan tenaga yang dikeluarkan saat melaut,” kata Kartono.

“Belum lagi biaya operasional yang tinggi,” ucapnya lagi.

Kartono pun mengumpamakan, jika biasanya menjual cumi-cumi Rp 50 ribu/kg. Sekarang ini turun hingga Rp 25-30 ribu/kg.

Namun demikian, lebih lanjut dijelaskannya, Meskipun harganya murah nelayan tetap menjual ikan hasil tangkapannya. Sebab jika tidak segera dijual, ikan semakin basi. Karena selain ukuran, harga ikan ditentukan dari kesegarannya.

Meskipun begitu, ikan yang dijual para nelayan di TPI setiap hari sebenarnya pun habis. Karena harga murah dari biasanya sehingga ikan-ikan banyak dijual kepada kepada supplier lokal.

“Ikan-ikan bagus kualitas ekspor biasanya seperti kakap putih, udang besar, cumi dan lainnya yang biasanya masuk ke Jakarta, dan wilayah lainnya kini kita jual di pasar lokal saja untuk mensiasati yang terpenting ikan habis terjual,” tandasnya.

Pembentukan Panitia 5 Dalam Rangka Pemilihan Ketua KPPL Samudra Mulya Desa Ciparagejaya


 Kapolsek Tempuran,Akp. H. Nana Sutisna SH, beserta jajarannya hadiri acara pembentukan Panitia 5 dalam rangka Pemilihan Ketua KPPL Samudra Mulya Desa Ciparagejaya Kecamatan Tempuran Kabupaten Karawang.

Pembentukan panitia 5 dalam rangka Pemilihan Ketua KPPL Samudra Mulya Desa Ciparagejaya Kecamatan Tempuran yang di selenggarakan pada hari Sabtu tanggal 07 /09/2019, sekitar jam. 20.00 wib s/d selesai dan bertempat di KPPL Samudra Mulya Desa Ciparagejaya Kecamatan Tempuran Kabupeten Karawang Jawa barat.

Berbagi Kebahagiaan, KPPL Samudra Mulya Ciparage Jaya Santuni Anak Yatim Dan Jompo

- Copyright © KPPL Samudra Mulya - COPYRIGHT © 2021 KPPL SAMUDRA MULYA -